Genetik juga berperan dalam kemunculan mol. Mutasi gen tertentu dianggap berinteraksi dengan kerusakan kulit karena sinar matahari, sehingga memicu pembentukan tahi lalat.
Meskipun mekanismenya belum sepenuhnya dipahami, jenis tahi lalat tertentu, seperti nevi dissplastik (tahi lalat atipikal), sering diturunkan dalam keluarga. Jenis ini bahkan dapat menyerupai kanker kulit, sehingga orang dengan riwayat keluarga memiliki risiko lebih tinggi mengalami melanoma.
3. Perubahan hormon
Periode perubahan hormon dalam tubuh, seperti pubertas atau kehamilan, dapat memicu munculnya tahi lalat baru. Kondisi ini terkait dengan reseptor estrogen dalam sel pigmen kulit. Ketika kadar estrogen meningkat, reseptor dapat distimulasi dan memicu pembentukan tahi lalat sebagai bagian dari perubahan kulit yang dipengaruhi oleh hormon.
4. Jenis Kulit
Orang dengan kulit cerah atau rambut pirang umumnya lebih rentan terhadap tahi lalat, termasuk yang muncul sebagai orang dewasa. Ini terkait dengan jumlah pigmen kulit yang lebih kecil, sehingga lebih mudah dipengaruhi oleh sinar matahari.
5. Kondisi medis dan penggunaan obat -obatan tertentu
Beberapa kondisi medis serta penggunaan obat -obatan tertentu dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Ketika sistem kekebalan tubuh berkurang, penampilan tahi lalat baru dapat lebih mudah terjadi. Faktanya, obat -obatan seperti antibiotik atau kondisi kulit kronis, seperti eksim, dapat membuat sel -sel kekebalan lebih sensitif dan memicu pembentukan tahi lalat.