8 makanan tradisional yang dipercaya bisa menarik keberuntungan saat tahun baru

8 makanan tradisi yang dipercaya menarik keberuntungan saat Tahun Baru

Orang Italia sering makan lentil pada Hari Tahun Baru. Lentil dipercaya menyerupai koin yang membawa keberuntungan di tahun mendatang.

Tradisi ini dimulai di Roma kuno ketika orang Romawi memberikan dompet kulit berisi kacang lentil, yang mereka yakini akan berubah menjadi koin emas, sebagai hadiah untuk mendoakan kemakmuran bagi teman dan tetangga.

7. Daging Babi

Daging babi merupakan hidangan yang disajikan saat tahun baru, dari Eropa Tengah hingga Timur, banyak orang yang percaya bahwa daging babi melambangkan kemajuan karena babi akan terus mengalami kemajuan saat memakannya.

Menurut beberapa ahli teori, seekor babi mengubur moncongnya ke dalam tanah dan bergerak maju ke arah yang sama dengan yang Anda tuju di tahun baru. Alasan lainnya adalah babi secara tradisional disembelih pada akhir musim gugur, sehingga menjadikan daging babi sebagai pilihan ideal untuk disisihkan saat merayakan tahun baru.

Daging babi biasanya dipadukan dengan kubis atau asinan kubis, tetapi juga ditemukan di Hoppin’ John, hidangan Tahun Baru lainnya, atau dipadukan dengan mie panjang atau sayuran hijau, yang juga dianggap membawa keberuntungan.

8. Sayuran hijau

Kategori sayuran hijau melambangkan uang dan kemakmuran. Memakannya diyakini dapat meningkatkan kemakmuran, sebuah tradisi di diaspora Afrika.

Selain itu, menurut beberapa tradisi yang berasal dari Selatan, sayuran hijau dapat digantung di dekat pintu untuk mengusir roh jahat yang mungkin datang. Sayuran hijau biasanya disajikan dengan kacang polong, yang melambangkan koin.

Baca juga: Intip Tradisi Tahun Baru di Berbagai Negara

Baca juga: Punya Tradisi Unik, Begini Cara Negara Lain Rayakan Akhir Tahun

Baca juga: Tradisi Unik Merayakan Tahun Baru Masehi di Berbagai Daerah di Indonesia

Wartawan: Sri Dewi Larasati
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Hak Cipta © studiopena.com 2024

Leave a Comment

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *