Jakarta (studiopena.com) – Perceraian kerap kali memberikan dampak yang cukup besar bagi kehidupan keluarga, terutama bagi seorang anak.Sekalipun perkawinan berakhir, tanggung jawab seorang ayah terhadap anak-anaknya tidak pernah berkurang.
Sebagai orang tua, seorang ayah tetap memiliki kewajiban yang harus dipenuhi demi kesejahteraan dan perkembangan anak pasca perceraian. Tanggung jawab tersebut meliputi tanggung jawab emosional, finansial, serta keterlibatan dalam pendidikan dan kehidupan sehari-hari sang anak.
Hal ini berdasarkan landasan hukum Pasal 41 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. menyebutkan, akibat putus cinta karena perceraian adalah:
Baik ibu maupun ayah tetap berkewajiban untuk memelihara dan mendidik anak-anaknya, semata-mata berdasarkan kepentingan anak; jika terjadi perselisihan mengenai penguasaan anak, Pengadilan akan memberikan putusannya. Ayah bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan pendidikan yang dibutuhkan oleh anak; jika ayah tidak mampu memenuhi kewajiban tersebut dalam kenyataan, Pengadilan dapat menetapkan bahwa ibu dapat ikut menanggungnya. Pengadilan dapat mengharuskan mantan suami untuk menyediakan biaya hidup dan/atau menetapkan kewajiban tertentu bagi mantan istri. Berdasarkan pasar di atas, kewajiban-kewajiban tersebut meliputi hal-hal berikut;
1. Kewajiban finansial (tunjangan anak)Setelah perceraian, ayah masih memiliki kewajiban untuk memberikan tunjangan anak sesuai dengan hukum yang berlaku.
Dukungan ini mencakup biaya kebutuhan dasar anak seperti makanan, pakaian, pendidikan dan kesehatan.
Besarnya tunjangan anak biasanya ditentukan oleh pengadilan berdasarkan kemampuan finansial ayah dan kebutuhan anak. Hal ini penting untuk memastikan bahwa anak tetap memiliki akses terhadap kehidupan yang layak meskipun kedua orang tuanya tidak lagi bersama.
2. Kewajiban emosional
Selain aspek keuangan, seorang ayah juga bertanggung jawab untuk memberikan dukungan emosional bagi anaknya.
Anak-anak korban perceraian sering mengalami tekanan emosional, kebingungan, dan bahkan perasaan kehilangan. Kehadiran seorang ayah dalam kehidupan anak mereka dapat membantu mereka mengatasi situasi ini dengan lebih baik.
Para ayah harus berusaha menjaga komunikasi yang baik dengan anak-anaknya, memberikan kasih sayang, dan memastikan bahwa hubungan mereka tetap dekat meskipun mereka tidak lagi tinggal bersama.
3. Keterlibatan dalam pendidikan dan perkembangan anak
Seorang ayah tetap memiliki peran penting dalam pendidikan dan perkembangan seorang anak.
Ayah harus terlibat dalam keputusan penting terkait pendidikan anak-anaknya, seperti pemilihan sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, dan prestasi akademik. Keterlibatan ini tidak hanya menunjukkan perhatian ayah terhadap masa depan anak, tetapi juga memberikan rasa aman dan stabilitas dalam kehidupan anak setelah perceraian.
4. Hak asuh dan jam kunjungan
Meskipun dalam beberapa kasus hak asuh utama diberikan kepada ibu, sang ayah tetap memiliki hak untuk mengunjungi dan menjaga kontak dengan anaknya. Hal ini harus dipatuhi dengan baik demi kepentingan terbaik sang anak. Waktu yang dihabiskan bersama sang ayah sangat penting dalam membangun dan menjaga ikatan emosional studiopena.com seorang ayah dan anak.
Perceraian tidak menghilangkan kewajiban seorang ayah terhadap anak-anaknya. Sebaliknya, para ayah memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan bahwa anak-anak terus menerima perhatian, kasih sayang, dan dukungan yang mereka butuhkan.
Kewajiban ini tidak hanya meliputi aspek materi, tetapi juga keterlibatan aktif dalam kehidupan anak, baik secara emosional maupun pendidikan. Dengan melaksanakan kewajiban ini, para ayah dapat membantu anak-anaknya tumbuh dengan baik meskipun mereka mengalami perubahan besar dalam struktur keluarga.
Baca juga: Apa yang dimaksud dengan “harta bersama” dalam perceraian?
Baca juga: Ketentuan hak asuh anak bagi pasangan yang bercerai
Baca juga: Syarat dan Tata Cara Cerai di Pengadilan Agama
Reporter: Raihan Fadilah
Editor: Alviansyah Pasaribu
Hak Cipta © studiopena.com 2024