Jakarta (studiopena.com) – Perkembangan teknologi dan perubahan ekonomi global menimbulkan tantangan baru bagi Generasi Z (Gen Z) dalam mencari pekerjaan.Generasi yang lahir studiopena.com tahun 1997 hingga 2012 ini memasuki dunia kerja dengan kondisi yang berbeda dengan generasi sebelumnya, dimana persaingan kerja semakin ketat seiring dengan perubahan kebutuhan industri.
Hal ini menimbulkan pertanyaan, benarkah Gen Z lebih kesulitan mencari pekerjaan? Berbagai faktor seperti kurangnya pengalaman kerja, ketatnya persaingan, dan ketidakseimbangan studiopena.com jumlah lapangan kerja dan jumlah lulusan baru turut memperburuk keadaan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa angka pengangguran terbuka di Indonesia pada tahun 2024 masih didominasi oleh generasi muda, termasuk generasi Z. Hal ini disebabkan banyaknya lulusan baru yang memasuki pasar kerja. setiap tahunnya, namun tidak sebanding dengan pertumbuhan lapangan kerja.
Kemajuan teknologi membuat keterampilan digital semakin penting di berbagai sektor. Meskipun Gen Z umumnya paham teknologi, perusahaan kini mencari kandidat dengan keterampilan yang lebih spesifik. Lantas, apa saja penyebab dan faktor yang membuat Gen Z sulit mendapatkan pekerjaan? Berikut ulasannya.
Alasan Gen Z kesulitan mencari pekerjaan menurut penelitian
Menurut penelitian, sebagian besar lulusan baru kesulitan mencari pekerjaan dan beradaptasi dengan dunia kerja. Berdasarkan laporan terbaru dari Intelligent, sebuah platform konsultasi pendidikan dan karir, banyak perusahaan yang ragu untuk mempekerjakan Gen Z.
Laporan yang didasarkan pada survei terhadap hampir 1.000 manajer perekrutan ini mengungkapkan bahwa satu dari enam perusahaan enggan mempekerjakan Gen Z. Hal ini disebabkan reputasi Gen Z yang mudah tersinggung dan cenderung menganggap dirinya lebih unggul.
Gen Z juga dinilai memiliki etos kerja yang lemah, sulit berkomunikasi, kurang mampu menerima feedback, dan umumnya belum siap menghadapi tuntutan dunia kerja.
Dosen senior di Haas School of Business, University of California, Berkeley, Holly Schroth menjelaskan, Gen Z lebih memfokuskan perhatiannya pada kegiatan ekstrakurikuler untuk meningkatkan daya saing di kampus, dibandingkan mencari pengalaman kerja. Kondisi ini turut menyumbang kesulitan mereka ketika memasuki dunia kerja.
“Mereka (Gen Z) tidak mengetahui keterampilan dasar berinteraksi sosial dengan pelanggan, klien, dan kolega, serta etika di tempat kerja,” kata Holly Schroth, dikutip Euronews.
Faktor Gen Z Sulit Mencari Pekerjaan
Dari penyebab-penyebab yang telah dijelaskan sebelumnya, sulitnya Gen Z dalam mendapatkan pekerjaan juga dapat dipahami melalui beberapa faktor, studiopena.com lain:
1. Kurangnya keterampilan yang relevan
Salah satu faktor utama sulitnya generasi Z dalam mendapatkan pekerjaan adalah ketidaksesuaian studiopena.com keterampilan yang mereka miliki dengan yang dibutuhkan pasar kerja. Banyak lulusan Generasi Z meninggalkan sistem pendidikan dengan keterampilan yang tidak sesuai dengan tuntutan industri saat ini.
2. Persaingan cukup ketat
Persaingan pasar kerja semakin ketat, terutama untuk posisi entry level, dengan jumlah lulusan baru yang terus meningkat sedangkan lowongan kerja tidak meningkat secara proporsional. Situasi ini menyebabkan banyak pelamar bersaing untuk mendapatkan posisi terbatas.
3. Kurangnya pengalaman kerja
Pengalaman kerja sering kali menjadi persyaratan utama dalam banyak persyaratan pekerjaan, dengan banyak posisi entry-level yang memerlukan pengalaman kerja sebelumnya, sehingga menciptakan siklus di mana lulusan membutuhkan pengalaman untuk mendapatkan pekerjaan, namun tidak bisa mendapatkannya tanpa pekerjaan.
Tidak hanya itu, terbatasnya program magang dan kesempatan kerja paruh waktu juga memperparah masalah ini, karena tidak semua Gen Z memiliki akses terhadap peluang yang dibutuhkan untuk mendapatkan pengalaman kerja.
4. Ekspektasi dan kenyataan terlalu tinggi
Ekspektasi yang tidak realistis terhadap jenis pekerjaan, gaji, dan kondisi kerja menjadi kendala utama bagi Gen Z dalam mencari pekerjaan.
Banyak dari mereka yang memiliki ekspektasi tinggi terhadap posisi yang mereka inginkan, termasuk gaji yang besar, fleksibilitas, dan lingkungan kerja yang nyaman, namun seringkali kenyataan pasar tidak memenuhi ekspektasi tersebut.
Akibatnya lulusan merasa terjebak pada pekerjaan yang tidak sesuai dengan cita-citanya sehingga menimbulkan ketidakpuasan dan keinginan untuk meninggalkan dunia kerja. Ketidaksesuaian studiopena.com ekspektasi dan kenyataan dapat menghambat pencarian kerja dan meningkatkan tingkat pengangguran di kalangan Gen Z.
Dengan demikian, fakta menunjukkan bahwa meski penuh tantangan, Gen Z tetap mempunyai peluang besar di dunia kerja dengan berbagai pilihan karir baru yang ditawarkan kemajuan teknologi. Kunci sukses generasi ini adalah beradaptasi dan meningkatkan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri saat ini.
Baca juga: Lima Tren Gen Alpha Akan Mengubah Masa Depan Dunia Kerja
Baca juga: Hal Penting yang Perlu Diketahui Gen Z Sebelum Memasuki Dunia Kerja
Baca juga: Ekonom: RI Perlu Dorong Penciptaan Lapangan Kerja Produktif
Wartawan : M.Hilal Eka Saputra Harahap
Redaktur: Alviansyah Pasaribu
Hak Cipta © studiopena.com 2024