Ketika pertama kali ditunjukkan kostum nasionalnya, Firsta tiba -tiba menanyakan bobot pakaian, kata Deni. “Kami mengerti, karena itu akan dibawa ke Polandia dan kemudian FIA akan menginstalnya sendiri, jadi kami juga harus mengajarkan cara menginstalnya sebelum pergi,” jelasnya.
Dengan semua waktu yang terbatas, perancang mengklaim puas dengan hasil kostum nasional pekerjaannya. “Jika waktunya lebih lama, tentu saja itu akan lebih memanfaatkan. Tetapi hasilnya sekarang luar biasa berkat pekerjaan tim kami di Banyuwangi,” katanya.
Deni berharap bahwa kostum nasional dapat memberikan dorongan penting untuk First dalam memberikan pencapaian terbaik untuk Banyuwangi, Yayasan Puteri Indonesia (YPI), dan tentu saja, Indonesia. Mulai bulan depan, ia bersama dengan lebih dari 70 finalis Miss Supranational 2025 akan menjalani berbagai rangkaian acara hingga puncak penobatan di Malopolska, Polandia.
Pada tanggal 27 Juni 2025, Miss Supranational 2024, Harashta Haifa Zahra, akan memahami penggantinya. Berkantor pusat di Polandia, Miss Supranational dipegang oleh World Beauty Association, yang didirikan di Panama pada tahun 2009, dan perusahaan produksi Nungwa Scena.