Site icon studiopena

Barisan fakta kematian Raya, balita yang tubuhnya dipenuhi dengan cacing 1 kg

Deretan fakta kematian Raya, balita yang tubuhnya dipenuhi cacing 1 kg

Jakarta (studiopena.com) – Peristiwa tragis menimpa balita dari Kampung Padangyang, Desa Cianaga, Distrik Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Balita bernama Raya (4) meninggal pada 22 Juli 2025 di Rumah Sakit R. Syamsudin (Bunut) dalam kondisi menyedihkan, di mana tubuhnya dipenuhi dengan cacing parasit yang bahkan mencapai otak.

Kasus kematian ini mengundang perhatian publik yang luas karena situasinya yang tidak biasa. Selama perawatan, cacing parasit dilaporkan keluar dari hidung korban, menambah mil tragedi yang menimpa bocah malang itu. Berikut adalah beberapa serangkaian fakta penting yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber.

Baca Juga: Anggota DPR mendesak penguatan pencegahan cacing

Fakta kematian publik

1. Jumlah cacing di tubuhnya sangat banyak

Setidaknya 1 kilogram cacing hidup telah dihilangkan dari tubuh Raya selama perawatan. Bahkan ada cacing panjang 15 cm yang keluar dari hidung dan anus.

2. Menyebar ke organ vital

Pemeriksaan medis menunjukkan infeksi Ascariasis telah menyebar ke paru -paru dan otak. Dokter mengatakan kondisi ini jauh lebih parah daripada infeksi cacing pada umumnya.

3. Kondisi lingkungan dan pengasuhan yang buruk

Raya tinggal di sebuah rumah di atas panggung dengan di bawah taman bermain, dikelilingi oleh ayam dan tanah. Kedua orang tua memiliki masalah kesehatan mental dan fisik; Sang ibu adalah ODGJ, sementara ayah memiliki TB. Ini membuat pengasuhan anak sangat minim.

4. Hambatan Administratif

Keluarga Raya tidak memiliki dokumen populasi seperti kartu keluarga atau BPJ, sehingga akses ke layanan kesehatan menjadi sangat terbatas.

5. Peran Relawan Penting

Relawan Teduh House secara aktif membantu, termasuk mengambil jalan raya dengan ambulans, merawat tagihan rumah sakit yang mencapai sekitar RP. 23 juta, dan menyediakan akses ke perawatan meskipun terbatas.

6. Pencapaian Penanganan Pemerintah Desa dan Kantor Kesehatan

Desa Cianaga telah menyediakan PMT (pemberian makan tambahan) dan obat cacing rutin setiap enam bulan. Namun, penanganan lebih lanjut terhambat karena kurangnya persetujuan dari orang tua dan pengasuhan keluarga yang lemah.

Baca Juga: Ketika anak -anak dapat minum obat cacing?

Tanggapan dan sanksi pemerintah yang diberikan

1. Kritik dari DPR

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat VIII mengutuk kelalaian pemerintah daerah dan lingkungan sekitarnya yang tidak waspada untuk menangani kasus ini meskipun itu menjadi perhatian Posyandu.

2. Sanksi dari Gubernur Jawa Barat

Gubernur Jawa Barat menyatakan keprihatinannya yang mendalam dan kekecewaan atas kondisi tragis ini. Dia menunda pencairan dana desa Cianaga dan mempertimbangkan sanksi kepada pejabat desa karena dianggap gagal untuk melakukan fungsi pemerintah, seperti PKK, Posyandu, dan Bidan Desa.

Baca Juga: Idai: Kasus Balita Sukabumi Sorot Kebutuhan untuk Upaya Proventif Promosi

Mengapa kasus ini penting?

1. Refleksi Ketimpangan Sosial dan Kesehatan Lingkungan

Kondisi sanitasi yang buruk dan akses terbatas ke layanan kesehatan adalah faktor utama dari tragedi ini.

2. Pentingnya deteksi dini infeksi parasit

Dalam kasus infeksi cacing, gejala biasanya dapat dideteksi lebih awal. Namun, keterlambatan dalam penanganan menyebabkan komplikasi serius sampai infeksi menyebar ke otak.

3. Peran dokumen identitas dalam akses kesehatan

Tanpa KK dan BPJ, keluarga Raya mengalami kesulitan mendapatkan layanan kesehatan yang tepat.

4. Perluasan Perlindungan Anak yang Rentan

Kasus ini menegaskan pentingnya perhatian ekstra untuk anak -anak dalam keluarga dengan orang tua dengan kebutuhan khusus dari pemerintah desa dan masyarakat.

Dengan demikian, kematian adalah pengingat kelemahan sistem perlindungan anak di sejumlah daerah. Tragedi ini bukan hanya masalah korban parasit, tetapi juga mencerminkan kegagalan lingkungan, keluarga, dan pemerintah dalam melindungi anak -anak yang rentan.

Oleh karena itu, evaluasi komprehensif sistem Posyandu, layanan kesehatan, administrasi populasi, dan program pemberdayaan keluarga diperlukan. Langkah ini penting sehingga peristiwa serupa tidak terjadi lagi di masa depan.

Baca Juga: Kasus Balita Raya, Pratikno: Setiap anak memiliki hak untuk menjadi sehat dan terlindungi

Baca Juga: Kasus Anak Sukabumi, KPPPA menekankan pentingnya perhatian masyarakat

Wanita: M. Salam Ecata Harakap
Editor: Suryanto
Hak Cipta © studiopena.com 2025

Dilarang secara ketat untuk mengambil konten, melakukan merangkak atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari kantor berita studiopena.com.

Exit mobile version