Prosedur kontrasepsi ini cenderung menyebabkan lebih sedikit pendarahan dan nyeri pasca operasi, dibandingkan dengan prosedur konvensional.
Baca Juga: Wamensos: Proposal Vasektomi Sebagai Persyaratan Bansos Tidak Mendesak
Setelah melakukan vasektomi, pasien disarankan untuk tidak melakukan aktivitas berat atau berolahraga terlebih dahulu selama sekitar satu minggu.
Seperti halnya prosedur medis lainnya, vasektomi memiliki risiko, seperti infeksi, pendarahan, atau nyeri kronis. Namun, kejadian ini jarang terjadi.
Jika ada risiko, pasien dapat segera berkonsultasi dengan dokter untuk diberikan panduan perawatan atau pemulihan.
Selain itu, risiko komplikasi vasektomi sangat rendah, dan sebagian besar pria yang menjalani prosedur ini tidak mengalami masalah jangka panjang.
Meskipun vasektomi medis dapat dikembalikan karena perubahan keputusan di masa depan, hasilnya tidak dapat dijamin berhasil.
Prosedur pembalikan ini jauh lebih kompleks daripada vasektomi itu sendiri, biayanya relatif mahal, dan tingkat keberhasilannya tidak selalu tinggi.
Meskipun vasektomi adalah prosedur sterilisasi, tampaknya tidak mencegah pria dari infeksi menular seksual. Sehingga masih berlaku hubungan seksual yang sehat.
Untuk pria yang mempertimbangkan vasektomi, dapat berkonsultasi dengan ahli urologi terlebih dahulu untuk mendapatkan informasi dan pedoman yang tepat sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien.
Baca Juga: DPPKBP3A: Partisipasi Pria dalam Program KB di Cirebon masih rendah
Baca Juga: Menteri Hak Asasi Manusia Memperdalam Wacana Vasektomi Menjadi Suatu Kondisi untuk Menerima Bantuan Sosial
Reporter: Putri Atika Chairulia
Editor: Suryanto
Hak Cipta © studiopena.com 2025