Jakarta (studiopena.com) – Penyalahgunaan narkoba terus menjadi permasalahan serius di Indonesia, tidak hanya merugikan kehidupan individu tetapi juga berdampak luas terhadap kesehatan masyarakat.
Narkoba dapat menyebabkan gangguan kesehatan fisik dan mental yang serius, bahkan berujung pada kematian.
Secara fisik, narkoba mempengaruhi berbagai sistem dalam tubuh. Efek jangka pendeknya studiopena.com lain gangguan pada sistem saraf pusat, seperti euforia sementara yang diikuti kelelahan ekstrem. Dalam jangka panjang, penggunaan narkoba dapat merusak organ vital seperti hati, jantung, dan paru-paru.
Penyalahgunaan narkotika tidak hanya memicu ketergantungan dan merusak fungsi organ vital tubuh, namun juga dapat mengganggu kesehatan mental penggunanya. Untuk memahami lebih dalam dampak buruk narkoba bagi tubuh, simak penjelasan lengkapnya pada ulasan berikut ini.
Dampak buruk narkoba terhadap kesehatan fisik
Salah satu dampak buruk penggunaan narkoba yang sulit dihindari adalah munculnya adiksi atau ketergantungan. Kondisi ini terjadi ketika obat yang dikonsumsi merusak sel otak sehingga menyulitkan penggunanya untuk berhenti menggunakannya.
Ketergantungan ini seringkali menyebabkan penggunanya mengalami sindrom putus obat ketika berhenti menggunakan narkoba, yang ditandai dengan gejala seperti mual, berkeringat, gemetar, kebingungan, bahkan mata berair.
Rusaknya sel otak akibat penyalahgunaan narkoba tidak hanya menimbulkan kecanduan, namun juga memicu berbagai gangguan kesehatan fisik lainnya. Beberapa di antaranya adalah gangguan pada sistem saraf, organ vital, serta penurunan fungsi tubuh secara keseluruhan, seperti:
1. Gangguan sistem pernafasan
Penyalahgunaan narkoba seperti ganja dan kokain dapat merusak fungsi paru-paru dan sistem pernafasan. Ganja diketahui memicu iritasi paru-paru, bronkitis kronis, dan meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan. Di sisi lain, kokain dapat menyebabkan kerusakan jaringan paru-paru, berpotensi permanen.
2. Gangguan kardiovaskular
Obat-obatan terlarang seperti kokain, amfetamin, dan heroin dapat mengganggu kesehatan sistem kardiovaskular. Kokain misalnya, dapat meningkatkan risiko serangan jantung, gagal jantung, atau gangguan irama jantung.
Penggunaan amfetamin dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, detak jantung tidak teratur, dan risiko serangan jantung. Sedangkan heroin dapat menghambat fungsi jantung dan memicu penyakit kardiovaskular.
3. Kerusakan hati
Penyalahgunaan obat suntik berisiko menyebabkan kerusakan hati yang serius. Penggunaan obat-obatan tersebut dapat menyebabkan infeksi seperti hepatitis B dan C, bahkan memicu gagal hati.
4. Gangguan pencernaan
Opiat dan stimulan dapat mempengaruhi sistem pencernaan penggunanya. Opiat seperti heroin dapat menyebabkan sembelit parah, ileus, dan kerusakan usus. Sedangkan obat stimulan seperti kokain dan amfetamin dapat memicu mual, muntah, atau gangguan makan.
5. Menurunnya daya tahan tubuh
Penyalahgunaan narkoba juga melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga meningkatkan kerentanan terhadap infeksi dan penyakit. Misalnya, penggunaan narkoba suntik dapat meningkatkan risiko tertular HIV atau hepatitis. Selain itu, zat terlarang tersebut dapat menghambat kemampuan tubuh melawan infeksi dan memperburuk kondisi kesehatan secara keseluruhan.
Dampak buruk narkoba terhadap kesehatan mental
Penyalahgunaan narkoba tidak hanya merugikan kesehatan fisik, namun juga berdampak serius terhadap kesehatan mental penggunanya. Akibatnya, pecandu seringkali tampak linglung, bingung, dan mengalami penurunan kualitas hidup. Berikut penjelasan detail dampaknya:
1. Halusinasi
Salah satu dampak buruk narkoba terhadap kesehatan jiwa adalah halusinasi, yaitu gangguan persepsi yang membuat seseorang merasa melihat, mendengar, mencium atau merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Halusinasi ini biasanya muncul beberapa jam setelah penggunaan narkoba dan dapat mengganggu konsentrasi serta kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Kesulitan tidur
Pengguna narkoba seringkali mengalami gangguan tidur akibat rasa cemas yang berlebihan. Kandungan dalam obat dapat mengurangi durasi tidur sehingga membuat penggunanya sulit memejamkan mata atau tidur nyenyak. Akibatnya, mereka sering merasa lelah, mudah cemas, bingung, dan kurang berenergi.
3. Gangguan jiwa lainnya
Selain halusinasi, narkoba juga meningkatkan risiko gangguan mental lainnya, seperti gangguan bipolar, depresi, kecemasan, dan psikosis. Penyalahgunaan narkoba dapat memicu perubahan perilaku, termasuk kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri atau memiliki pikiran untuk bunuh diri, terutama di kalangan remaja dan generasi muda.
Pada akhirnya penyalahgunaan narkotika tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik dan mental saja, namun juga berdampak pada berbagai aspek kehidupan, sehingga kualitas hidup penggunanya menurun.
Pemerintah terus meningkatkan upaya pencegahan dan rehabilitasi bagi pengguna narkoba. Melalui Badan Narkotika Nasional (BNN), program edukasi tentang bahaya narkoba digalakkan, khususnya di kalangan generasi muda. Selain itu, layanan rehabilitasi juga diperluas untuk membantu pemulihan pengguna sehingga dapat kembali ke masyarakat.
Dengan memahami dampak buruk narkoba, diharapkan masyarakat lebih waspada dan terhindar dari penyalahgunaan obat-obatan terlarang tersebut demi terciptanya generasi yang sehat dan produktif.
Baca juga: Jenis-jenis Narkotika dan Obat-obatan terlarang yang sebaiknya dihindariBaca juga: Kasus Narkoba Terbesar di Indonesia Freddy Budiman dan Fredy Pratama
Baca juga: Menanti Citra Baru Kampung Narkoba di Jambi
Wartawan : M.Hilal Eka Saputra Harahap
Redaktur: Alviansyah Pasaribu
Hak Cipta © studiopena.com 2024