Dampak psikologis dan alasan di balik fenomena “perkawinan lavender”

Dampak psikologis dan alasan di balik fenomena “lavender marriage”

3. Agama dan Keyakinan

Beberapa agama secara ketat melarang hubungan yang sama -sex. Sehingga bagi mereka yang mematuhi agama dengan aturan -aturan ini, pernikahan lavender untuk mempertahankan identitas aslinya.

Baca Juga: Pat the Sakinah dan Pentingnya Bimbingan untuk Calon Pengantin

4. Keinginan untuk memiliki keluarga

Meskipun memiliki orientasi non-heteroseksual, beberapa dari mereka masih ingin memiliki keluarga dengan berbagai jenis pasangan. Sampai akhirnya mereka menjalani pernikahan lavender meskipun hubungan yang kurang romantis.

5. Jaminan Keuangan dan Sosial

Pernikahan heteroseksual dianggap memberikan jaminan keuangan atau sosial, yang biasanya tidak dapat dirasakan untuk pasangan yang sama.

6. Proteksi diri dari hukum dan sorotan publik

Di beberapa daerah, membangun pasangan sesama jenis dapat secara terbuka menyebabkan penganiayaan hukum dan menjadi sorotan publik. Untuk melindungi privasi dan diri pribadi, mereka lebih suka menjalani pernikahan lavender.

Perlu diingat, istilah pernikahan lavender pertama kali muncul di awal abad ke -20 di Hollywood. Homoseksualitas dianggap tabu dan bahkan ilegal di banyak negara.

Beberapa selebriti atau tokoh publik yang memiliki non-heteroseksual, memilih pernikahan ini untuk mempertahankan karier dan citranya, dan menghindari diskriminasi. Namun, pernikahan yang hanya hidup karena alasan sosial atau karier, umumnya tidak bertahan lama dan berakhir dengan hubungan beracun dengan perceraian.

Baca Juga: Bisakah Anda mengirimkan RP100 yang hidup selama perceraian? Ini adalah ketentuan dalam Islam

Reporter: Putri Atika Chairulia
Editor: Suryanto
Hak Cipta © studiopena.com 2025

Dilarang secara ketat untuk mengambil konten, melakukan merangkak atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari kantor berita studiopena.com.

Leave a Comment

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *