Site icon studiopena

FMI 2025, Mengungkap Kisah Bulan dan Balas Dendam Kala Rau

FMI 2025, Mengungkap Kisah Bulan dan Balas Dendam Kala Rau


studiopena.com, Jakarta – Komunitas Bumi Bajra membawakan lakon yang terinspirasi dari mitologi Bali, “Hyang Ratih: Ode to the Moon, Women and the Universe,” ke panggung Festival Musik Indonesia (FMI) di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Jumat, 14 November 2025.

Cerita ini berpusat pada Kala Rau, sosok raksasa bernama buto. Konflik dimulai ketika para dewa membagikan takhta keabadian. “Saat Rau menyelinap bak dewa untuk mendapatkan tahta keabadian untuk menambah kesaktiannya,” kata komposer musik acara tersebut, Ida Made Adnya Gentorang.

Namun penyamarannya ketahuan oleh Dewi Ratih, bulan, dan para dewa marah kepada Kala Rau. “Dewa Wisnu segera (bertindak) mencegahnya masuk ke seluruh tubuhnya sehingga ia memenggal kepalanya.”

Kala Rau yang telah meminum takhta keabadian namun kini hanya tinggal kepalanya saja, menyimpan dendam. Makanya dia mau makan bulan, tambah Adnya.

Usahanya memakan bulan kemudian diyakini sebagai mitologi di balik gerhana bulan. Pementasan ini berhasil diwujudkan meski persiapannya singkat. “Kami baru melakukan persiapan selama seminggu, dengan koreografi intensif dan latihan musik selama kurang lebih tiga hari,” ujarnya.

Bumi Bajra menolak anggapan bahwa pesan dari panggung musik ini harus tersampaikan secara seragam. Sebaliknya, mereka memberdayakan penonton untuk menafsirkan. “Jadi, kita tidak membicarakan (apa) yang benar (dan apa) yang salah,” ujarnya.

“Kami berusaha membuat karya sebaik mungkin. Selebihnya bagaimana penonton mengartikulasikannya, menafsirkannya dari sudut pandang mereka,” imbuhnya.

Exit mobile version