JAKARTA (studiopena.com) – Di bulan Ramadhan, Muslim diharuskan untuk menahan diri dari makan, minum, dan tindakan yang dapat membatalkan puasa dari fajar hingga matahari terbenam. Puasa tidak hanya menahan rasa lapar dan haus, tetapi juga melatih kesabaran dan pengontrol diri dalam berbagai aspek kehidupan.
Namun, selain menahan diri dari hal -hal ini, menjaga perilaku dan ucapan juga merupakan bagian penting dari puasa. Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah: apakah bergosip atau bergosip saat puasa dapat membatalkan puasa?
Baca juga: Memiliki intim selama puasa Ramadhan? Inilah konsekuensi dan hukum
Pemandangan para sarjana tentang gosip saat berpuasa
Gosip, atau dalam istilah Islam dikenal sebagai ghibah, adalah untuk berbicara tentang kejahatan atau aib seseorang tanpa sepengetahuannya. Tindakan ini jelas dilarang dalam Islam dan dianggap dosa. Dalam ayat al-Quran Al-Quran, Allah mengatakan:
Hei, yang adalah orang -orang yang percaya pada sejumlah besar pemikiran, beberapa kecurigaan adalah dosa, dan mereka tidak akan diwujudkan, Anda juga tidak senang dengan Anda, ia memakan daging saudaranya sebagai mati, jadi Anda akan memikirkannya, dan takut akan Tuhan, Tuhan adalah Tuhan
Artinya: “O, Anda yang percaya! Tetap banyak prasangka, memang beberapa prasangka adalah dosa dan tidak mencari kesalahan orang lain dan tidak di studiopena.com Anda yang menggunakan orang lain. Apakah ada beberapa dari Anda yang suka memakan daging orang mati?
Namun, terkait dengan apakah Ghibah membatalkan puasa, mayoritas sarjana sepakat bahwa Undang -Undang tersebut tidak membatalkan puasa secara teknis. Artinya, selama seseorang menahan diri dari makan, minum, dan hal -hal lain yang membatalkan puasa, puasa tetap valid meskipun dia melakukan ghibah.
Meski begitu, Ghibah tetap menjadi dosa yang dapat mengurangi nilai puasa. Puasa tidak hanya menahan rasa lapar dan haus, tetapi juga melakukan kontrol diri dari perbuatan buruk. Oleh karena itu, mempertahankan oral dan menghindari ghibah sangat disarankan agar puasa yang dijalankan lebih berharga di hadapan Allah.
Meski begitu, melakukan ghibah saat puasa tidak dianjurkan dan dapat mengurangi hadiah puasa. Dalam Islam dijelaskan bahwa dosa -dosa seperti Ghibah dapat mengurangi, bahkan menghilangkan, menghargai puasa seseorang.
Oleh karena itu, mempertahankan oral dan perilaku selama puasa sangat ditekankan sehingga puasa tidak hanya menahan rasa lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari tindakan yang tidak patut dipuji.
Baca Juga: Membaca Doa Kamilin, Doa Tarawih Direkomendasikan
Terorganisir agar verbal selama puasa
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, pembawa pesan Allah (semoga damai) mengatakan kepadanya)
“Man Lak Yada ‘Qawla Azawla Azawla Azawla Azawla Az-Zawla Azawlai ḥājatan Yada’a Yada’a Yada’a’s Brother’āmahu.”
Artinya: Siapa pun yang tidak dapat meninggalkan Firman berbohong dan melakukannya, maka Allah tidak membutuhkan latihannya untuk meninggalkan makanan dan minumannya (HR Bukhari, Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi.
Hadis ini menekankan bahwa esensi puasa tidak hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menahan diri dari kata -kata dan perbuatan buruk.
Oleh karena itu, umat Islam didorong untuk lebih berhati -hati dalam berbicara dan berperilaku selama puasa.
Dapat disimpulkan, gosip atau ghibah ketika puasa tidak membatalkan puasa secara teknis, tetapi tindakan tersebut dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan hadiah puasa.
Oleh karena itu, mempertahankan oral dan menghindari tindakan yang tidak nyaman sangat disarankan agar puasa yang dilakukan mendapat hadiah maksimal dan diterima oleh Allah SWT.
Baca Juga: Memamerkan Genitalia selama olahraga di bulan Ramadhan, membuatnya dibatalkan puasa?
Baca juga: mual muntah selama puasa? Inilah penyebab dan cara untuk dengan cepat mengatasinya
Wanita: M. Salam Ecata Harakap
Editor: Suryanto
Hak Cipta © studiopena.com 2025