studiopena.com, Jakarta – Lonjakan permintaan untuk berbagai layanan digital, mulai dari komputasi awan (cloud), kecerdasan buatan (AI), distribusi konten digital, hingga konektivitas 5G, semakin menekankan pentingnya infrastruktur dasar, yaitu serat optik.
Teknologi ini terbukti memiliki kapasitas besar, kecepatan tinggi, dan latensi rendah untuk membuat tulang punggung untuk konektivitas digital di masa depan.
Direktur Strategi Infrastruktur Digital & Kebijakan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Denny Setiawan, menekankan perlunya arsitektur digital yang komprehensif di Indonesia.
Arsitektur ini mencakup pusat data sebagai jantung dari kehidupan digital dan konten, tulang punggung, ke Sea Cable Communication System (SKKL) yang menghubungkan berbagai wilayah dan arena internasional.
“In addition, we also need the PLN, road, and rail lines as penetration route arteries, as well as optical fiber networks that reach directly to homes and public service points,” he said in a seminar titled ‘Unleash Fiber Connectivity for Indonesia Digital Transformation-Challenges, End-To-End Processes, and Tools for Network Readiness’ in Jakarta in Jakarta
Sebuah laporan dari Telecom Review Asia memproyeksikan pertumbuhan pasar Infrastruktur Jaringan Serat Optik di wilayah Asia Pasifik untuk mencapai tingkat pertumbuhan senyawa tahunan (CAGR) 15,9 persen hingga 2028.
Tren ini menunjukkan urgensi dan potensi investasi besar di sektor ini.