Site icon studiopena

Kenali sejarah tempe kedelai, makanan khas fermentasi kepulauan

Mengenal sejarah tempe kedelai, makanan fermentasi khas nusantara

Jakarta (studiopena.com) – Tempe memegang cerita panjang yang mencerminkan inovasi kuliner dan kekayaan budaya yang unik, membedakannya dari kedelai yang diproses yang khas dari Cina dan Jepang.

Makanan fermentasi ini berasal dari dapur tradisional orang -orang Jawa dan telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari -hari mereka. Keberadaan tempe yang begitu melekat pada budaya lokal adalah dasar bagi pengembangannya bagi dunia, terutama setelah menjalani modernisasi industri pada abad ke -20.

Sebagai makanan fermentasi Nusantara yang khas, Tempe sekarang menjadi salah satu simbol kuliner Indonesia. Meskipun para peneliti masih berdebat persis ketika tempe pertama kali muncul, berbagai catatan menunjukkan bahwa makanan ini telah dikenal di tanah Jawa sejak berabad -abad yang lalu.

Berikut ini adalah tinjauan sejarah Tempe di Indonesia yang dirangkum dari berbagai sumber.

Baca Juga: Resep untuk Mendoan yang renyah dan gurih, camilan khas Indonesia

Sejarah Tempe di Indonesia

Menurut informasi dari situs Tempe House Indonesia, jejak awal sejarah tempe di Indonesia dapat ditelusuri melalui serat Centhini Volume 3. Naskah kuno menceritakan perjalanan seorang pemuda tampan bernama Cebolang, yang berlari ke berbagai daerah. Dalam perjalanannya dari Kuil Prambanan ke Pajang, ia telah berhenti di Tembayat Hamlet, Klaten, Jawa Tengah.

Di sana, Cebolang diselenggarakan oleh makan siang oleh Pangeran Bakarat dengan salah satu hidangan khas dalam bentuk masakan Tempe Jae Santen Tempe yang diproses dengan santan. Awalnya, Tempe dibuat dari kedelai hitam yang dibudidayakan oleh penduduk desa di wilayah Mataram, Jawa Tengah.

Berdasarkan catatan dari situs tersebut, Tempe mulai dikenal sekitar abad ke -17, tepatnya di sebuah desa di Klaten. Istilah “tempe” itu sendiri diyakini berasal dari kata dalam bahasa Jawa kuno, “tumpah”, yang mengacu pada makanan putih selaras dengan suhu segar.

Teknik membuat Tempe diwarisi dari generasi ke generasi oleh komunitas lokal. Dalam perjalanannya selama lebih dari 400 tahun, Tempe tidak hanya dibuat dari kedelai, tetapi juga menggunakan bahan -bahan lain seperti berbagai kacang, biji, bahkan daun.

Hal ini memunculkan berbagai jenis tempe nusantara yang khas, termasuk tempe kacang hijau, tempe pedang koro, tempe kacang, tempe kacang (jaket), tempe dari lamtoro (petai Cina), untuk tempe dari daun singkong dan bubur laba.

Dalam hal pembungkus, daun yang digunakan juga bervariasi. Daun Waru, daun jati, dan daun jambu adalah tipe yang paling awal. Tapi sekarang, penggunaan pisang dan daun plastik adalah yang paling umum di studiopena.com produsen tempe.

Produksi Tempe di Indonesia saat ini melibatkan sekitar 150.000 unit bisnis yang tersebar di seluruh provinsi. Tempe telah menjadi lauk utama di berbagai tingkat masyarakat dan menyumbang sekitar 10% dari total asupan protein rakyat Indonesia. Lebih dari itu, Tempe sekarang juga dikenal secara global dan telah diproduksi di lebih dari 20 negara.

Baca juga: Indonesia Take Mak Yong Temple, Maranan dan Theatre ke UNESCO

Baca Juga: Dean UI: Tempe adalah warisan budaya dari kebijaksanaan komunitas

Reporter: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Hak Cipta © studiopena.com 2025

Exit mobile version