Jakarta (studiopena.com) – Berbicara mengenai childfree tentu tidak jauh dari cara mencegah kehamilan. Fenomena childfree ini salah satunya dipicu oleh ditemukannya alat kontrasepsi yang aman.Childfree adalah sikap atau keputusan individu atau pasangan dewasa yang memilih untuk tidak memiliki anak. Pilihan untuk tidak memiliki anak bukan berarti perempuan atau pasangan tersebut tidak menyukai anak, namun karena mereka mempunyai alasan tertentu yang mendasari keputusan tersebut.
Alat kontrasepsi ini kerap menjadi alternatif untuk childfree, karena dapat mencegah kemungkinan hamil saat berhubungan seksual. Cara penggunaan alat kontrasepsi tergantung pada jenisnya.
Beberapa alat kontrasepsi ini bekerja dengan cara mempengaruhi hormon dalam tubuh atau menghalangi sperma masuk ke dalam vagina. Berikut macam-macam alat kontrasepsi beserta kelebihan dan kekurangannya:
1. Kondom
Kondom, alat kontrasepsi berbahan lateks atau poliuretan berfungsi sebagai pembatas fisik yang dipasang pada alat kelamin pria dan wanita untuk mencegah masuknya sperma ke dalam vagina saat berhubungan intim.
Ada dua jenis kondom, yaitu kondom pria dan wanita. Kondom pria dipasang pada alat kelamin pria, sedangkan kondom wanita dipasang di sekitar vagina. Pada bagian ujungnya terdapat cincin plastik yang berperan untuk mengatur posisi alat kelamin pria saat berhubungan intim.
Keunggulan alat kontrasepsi kondom ini adalah mudah didapat, harga terjangkau dan dapat memberikan perlindungan dari bahaya penularan Infeksi Menular Seksual (IMS) jika digunakan dengan benar.
Namun alat kontrasepsi ini hanya sekali pakai, bisa robek atau lepas bahkan tersangkut di vagina dan memicu alergi pada penderita alergi lateks.
2. Pil KB
Pil KB ini merupakan alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan untuk mencegah atau menunda kehamilan. Pil ini mengandung hormon estrogen dan progesteron yang berfungsi mencegah ovulasi.
Pil KB atau pil kontrasepsi oral, berbentuk tablet kecil yang harus diminum setiap hari. Pil KB ada dua jenis, yakni pil KB kombinasi yang mengandung dua hormon estrogen dan progestin serta pil KB yang hanya mengandung progesteron.
Pil ini juga bekerja dengan cara mengubah lendir pada leher rahim (serviks) dan endometrium (dinding rahim) sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan sel telur. Pil ini hanya tersedia dengan resep dokter.
Penggunaan alat kontrasepsi ini memungkinkan spontanitas seksual dan tidak mengganggu hubungan seksual, sehingga mengurangi menstruasi yang berat. Namun pil ini memiliki efek samping seperti penambahan berat badan, siklus menstruasi tidak teratur, dan tidak melindungi terhadap infeksi menular seksual (IMS).
3. Alat kontrasepsi suntik
KB suntik, alat kontrasepsi yang bisa menjadi pilihan bagi Anda yang tidak suka minum obat setiap hari, seperti pil KB. Cara ini dilakukan dengan menyuntikkan hormon progestin ke dalam darah. Hormon ini disuntikkan ke bokong atau lengan atas wanita.
Ada dua jenis alat kontrasepsi berupa KB suntik, yaitu KB suntik yang efektif mencegah kehamilan selama tiga bulan, dan KB suntik yang hanya efektif satu bulan.
Suntikan KB ini diyakini lebih efektif dibandingkan mengonsumsi pil KB. Namun, biayanya relatif mahal dan tidak memberikan perlindungan menyeluruh terhadap penyakit menular seksual.
4. IUD
Alat kontrasepsi IUD (intrauterine device) berbentuk huruf T yang dipasang di dalam rahim untuk menghalangi sperma melakukan proses pembuahan.
Alat kontrasepsi IUD ada dua jenis, yaitu IUD hormonal yang mengandung hormon seperti Mirena yang perlu diganti setiap lima tahun sekali dan IUD tembaga seperti ParaGard yang dapat digunakan selama 10 tahun.
Alat kontrasepsi ini memberikan perlindungan yang efektif untuk mencegah kehamilan dan dapat bertahan lama di dalam rahim. Namun IUD ini dapat meningkatkan volume darah menstruasi, tidak melindungi dari IMS, dan posisinya dapat bergeser sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman, termasuk saat berhubungan intim.
5. Alat kontrasepsi implan
KB implan merupakan alat kontrasepsi yang berukuran sebesar batang korek api dan dipasang di bawah kulit, biasanya di lengan atas. Implan KB akan mengeluarkan hormon progestin secara perlahan, dan dapat mencegah kehamilan hingga tiga tahun.
Harga implan KB mahal dan menimbulkan beberapa efek samping, seperti menstruasi tidak teratur, bengkak dan memar pada area kulit yang dipasang, serta tidak efektif mencegah penularan IMS.
6. Diafragma
Diafragma, alat kontrasepsi pembatas fisik yang terbuat dari lateks atau silikon berukuran kecil dan lembut yang dipasang dengan cara dilipat menjadi dua bagian di dalam vagina untuk mencegah sperma masuk ke dalam rahim.
Alat ini seringkali dianggap sama dengan kondom wanita, namun bedanya menggunakan diafragma tidak akan sedalam kondom. Diafragma harus tetap di tempatnya setidaknya selama 6 jam setelah berhubungan seks. Setelah enam tahun, alat kontrasepsi jenis ini harus dilepas dan dibersihkan.
Keunggulan alat kontrasepsi ini adalah dapat digunakan lebih dari satu kali atau dapat digunakan kembali dan dapat bertahan kurang lebih 2 tahun jika dirawat dengan baik. Namun, diafragma tidak boleh digunakan lebih dari 24 jam dan karena tidak sedalam kondom, diafragma tidak dapat memberikan perlindungan terhadap infeksi menular seksual.
Baca juga: Mempertimbangkan Pro dan Kontra “childfree”
Baca juga: Menteri Kependudukan Menolak anggapan generasi muda Indonesia enggan menikah
Baca juga: BKKBN: UU KIA Lindungi Indonesia dari Fenomena “childfree”.
Wartawan: Sri Dewi Larasati
Redaktur: Alviansyah Pasaribu
Hak Cipta © studiopena.com 2024