Penelitian tersebut dilakukan dengan menganalisis lebih dari 1.700 orang dewasa di Amerika Serikat yang menjadi bagian dari survei nasional “Midlife in the United States” (MIDUS).
Selama delapan hari berturut-turut, peserta melaporkan setiap pemicu stres harian yang mereka alami dalam 24 jam terakhir dan menilai apakah setiap pemicu stres teratasi pada akhir hari tersebut. Pemicu stres umumnya adalah masalah pekerjaan, pertengkaran kecil di rumah, dan masalah dengan teman atau keluarga.
Peserta menilai seberapa besar kendali yang mereka rasakan terhadap setiap pemicu stres pada skala yang ditentukan. Survei yang sama kemudian diulangi pada peserta 10 tahun kemudian untuk melihat apakah hubungan studiopena.com rasa kendali dan resolusi stres berubah seiring waktu.
Akibatnya, rasa kontrol seseorang bisa berubah dari hari ke hari. Dengan kata lain, perasaan memegang kendali bukanlah sifat pribadi yang tetap, melainkan persepsi sehari-hari yang bervariasi tergantung keadaan.
Pada hari-hari ketika seseorang merasa lebih bisa mengendalikan keadaannya, peluangnya untuk memecahkan masalah meningkat secara signifikan, tidak peduli seberapa berat atau ringan stresnya.
Menariknya, kemampuan tersebut justru meningkat seiring bertambahnya usia. Dengan kata lain, semakin dewasa seseorang, semakin kuat kemampuannya mengatasi tekanan hidup. Jika pada awal penelitian, rasa memiliki kendali memberi seseorang peluang 61 persen dalam memecahkan suatu masalah, maka satu dekade kemudian angkanya meningkat menjadi 65 persen.
Oleh karena itu, penelitian ini menyoroti bahwa meski stres tidak bisa dihindari sepenuhnya, memperkuat rasa kontrol terhadap hidup, meski sedikit demi sedikit, dapat membuat seseorang lebih tangguh dan siap mengatasi tantangan hidup.

