Mengenal “silent treatment” dan dampaknya terhadap hubungan perkawinan

Mengenal “silent treatment” dan dampaknya pada hubungan pernikahan

1. Dapat membedakan studiopena.com meluangkan waktu sejenak untuk menenangkan diri dan menghindari komunikasi.

Biasanya pasangan yang lebih memilih menenangkan diri agar tidak meluapkan emosi saat konflik akan meminta hening sejenak selama kurang lebih 30 menit. Tidak diam selama berhari-hari.

2. Dekati dengan baik, ungkapkan perasaan Anda dengan jujur ​​dan tenang.

Agar konflik yang serius tidak terjadi dan berakhir dengan perlakuan diam-diam, Anda bisa menyikapi segala sesuatunya dengan baik dan menyelesaikan masalah dengan kepala dingin tanpa terbawa emosi.

Lalu, jika sikap diamnya terlalu berlebihan, Anda bisa dengan jujur ​​mengungkapkan perasaan Anda yang sering diabaikan dan ingin mengetahui alasan di balik sikap diamnya.

3. Mintalah bantuan profesional.

Jika pola silent treatment terus berulang dan menimbulkan luka emosional atau gangguan kesehatan mental, Anda dapat berkonsultasi dengan terapis pasangan atau psikolog keluarga untuk membantu menyelesaikan masalah dan menyembuhkan kesehatan mental Anda.

4. Miliki rutinitas komunikasi yang sehat

Anda dan pasangan bisa melakukan rutinitas komunikasi sehat atau sesi curhat. Kali ini bisa digunakan untuk membicarakan perasaan satu sama lain dan tindakan menyakitkan antar pasangan.

Baca juga: 10 Tanda Pernikahan Mulai Tidak Sehat

Baca juga: Psikolog: Jangan Ambil Keputusan Cerai dalam Keadaan Emosional

Baca juga: “The Ultimate Wedding Guide” membahas dua persoalan utama persiapan pernikahan

Wartawan : Putri Atika Chairulia
Redaktur: Alviansyah Pasaribu
Hak Cipta © studiopena.com 2025

Dilarang keras mengambil konten, crawling, atau pengindeksan otomatis AI pada situs ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita studiopena.com.

Leave a Comment

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *