Salah satu pengemudi jaringan Sasi dari Ugar Village di Kaimana, Achmad Bakauma, menyatakan kebanggaannya karena warisan leluhurnya sekarang direkam secara tertulis dan bisa menjadi referensi bagi kaum muda yang akan melanjutkan tradisi ini.
“Di masa lalu, kami hanya mewariskan tradisi ini secara verbal. Saya bangga terlibat dalam menulis buku ini. Ini adalah upaya untuk melestarikan budaya leluhur sambil memastikan bahwa kebijaksanaan lokal tidak hilang dan dapat dilanjutkan oleh generasi muda di desa, sehingga makanan kita semua dipelihara,” kata Achmad.
Peluncuran Buku Papua dan Sasi: Tradisi Leluhur untuk Kehidupan juga merupakan momen istimewa karena diumumkan pada pembukaan pelatihan jaringan SASI yang akan diadakan hingga 12 Juni.
Ini juga menjadi kegiatan yang menyatukan para pelaku Sasi di Blkb Papua. Pertemuan Akbar Sasi dibuka oleh Asisten II untuk Ekonomi Pembangunan, Jhoni Way, S.Hut., M.Sc., mewakili Gubernur Papua Barat Daya dan melibatkan lebih dari 40 peserta dari pantai Kabupaten Sorong, Raja Ampat, Kepulauan Yapen, Teluk Wondama, Tambrauw, Fakfak, dan Fakfak, dan KaMai.
Dengan dukungan dari Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya melalui Departemen Pertanian, Makanan, Maritim, dan Perikanan (P2KP), pelatihan lokal ini didukung oleh mitra pembangunan yaitu Konservasi Indonesia (KI), Nusantara Alam Conservation Foundation (Ykan), dan WWF Indonesia. Pertemuan ini merupakan peristiwa penting untuk memperkuat kolaborasi, berbagi pengalaman, dan meningkatkan kapasitas aktor SASI dalam mempertahankan keberlanjutan sumber daya laut di BLKB.