studiopena.com, Jakarta Meta kembali menjalani perombakan besar-besaran di tengah ambisi perusahaan untuk mengembangkan kecerdasan buatan (AI). Belakangan ini, perusahaan yang didirikan Mark Zuckerberg itu diketahui melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Disebutkan Meta memberhentikan 600 karyawan dari divisi “superintelligence”. Langkah ini kabarnya diambil sebagai upaya menyederhanakan proses pengambilan keputusan internal perusahaan.
“Dengan mengurangi jumlah anggota tim kami, diperlukan lebih sedikit percakapan untuk mengambil keputusan, dan setiap orang akan lebih mampu memikul beban serta memiliki cakupan dan dampak yang lebih besar,” ujar kepala Meta AI, Alexandr Wang, dikutip dari Axios, Sabtu, (25/10/2025).
Wang menambahkan bahwa karyawan yang terkena dampak dapat melamar posisi lain di perusahaan. “Kita masih membutuhkan individu-individu berbakat dan keahliannya di bidang lain,” ujarnya.
PHK di Meta juga berdampak pada FAID, laboratorium penelitian AI legendaris perusahaan, serta beberapa unit produk dan infrastruktur AI.
Namun langkah penghematan ini menunjukkan bahwa induk perusahaan Facebook, Instagram, dan WhatsApp masih mencari arah dalam strategi pengembangan AI-nya.
Laporan Gizmodo menyebutkan, meski perusahaan berhasil menarik banyak talenta baru, namun arah pengembangan AI Meta masih belum jelas dan hal ini menyebabkan semangat kerja karyawan menurun.
Selain menghabiskan jumlah yang sama dengan kontrak NBA, perusahaan juga menginvestasikan USD 15 miliar (sekitar Rp 249 triliun) pada AI Scale untuk mengakuisisi talenta dan infrastruktur. Sejak menyerap itu semua, Meta gagal menentukan apa yang harus dilakukan.
Perusahaan pertama kali mengumumkan inisiatif “Superintelligence” untuk menyatukan upayanya di bidang AI, tetapi membaginya menjadi beberapa divisi dalam hitungan minggu.

