Maya mengatakan, transformasi Bandara Soekarno Hatta merupakan bagian dari program transformasi total bandara yang dilakukan InJourney sebagai holding BUMN sektor penerbangan dan pariwisata. Langkah tersebut diambil mengingat bandara merupakan wajah bangsa, sekaligus pintu gerbang negara.
“Bandara sebagai wajah bangsa merupakan tempat pertama dan terakhir yang dikunjungi wisatawan, dimana terdapat 150 juta penumpang per tahun melalui bandara-bandara yang kami kelola. Untuk itu, transformasi ini sangat diperlukan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik dan optimal di Indonesia. masa depan bangsa Indonesia, kata Maya.
Dijelaskannya, program transformasi yang dilakukan secara mendasar mencakup aspek premis, proses, dan manusia. Sebagai pilot project, transformasi ini dimulai dari dua bandara besar yang dikelola InJourney Airports, yakni Bandara Internasional Soekarno Hatta dan Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali yang juga menjadi bandara tersibuk selama periode Natal.
Jumlah trafik penumpang InJourney Airports pada periode Natal di 37 bandara diproyeksikan meningkat enam persen dibandingkan tahun lalu. Diperkirakan Bandara Soekarno-Hatta akan mencatatkan peningkatan jumlah penumpang mencapai 3,05 juta atau meningkat sekitar tujuh persen dari sebelumnya 2,85 juta penumpang, dan Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali sebanyak 1,39 juta penumpang atau meningkat sekitar tujuh persen dari sebelumnya 1,27 juta penumpang.