studiopena.com, Jakarta – Ekosistem startup dalam beberapa tahun terakhir tidak dapat dipungkiri tengah mengalami kondisi yang disebut tech winter. Ini adalah kondisi menurunnya investasi yang terjadi di industri teknologi termasuk startup di Indonesia.
Meski belum benar-benar berakhir, Ketua Nexticorn Foundation Rudiantara optimistis ada tanda-tanda bahwa musim dingin teknologi mulai membaik. Hal itu ia sampaikan dalam Nexthub Global Summit 2024 di Nusa Dua, Bali.
Salah satu indikasinya adalah Bank Sentral AS atau The Federal Reserve telah memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis poin. Padahal, katanya, Bank Indonesia justru lebih agresif dengan terlebih dahulu memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin.
“Jadi bagi saya, itulah cahaya di ujung terowongan. Kita belum sepenuhnya mencair, tetapi setidaknya es musim dingin di bidang teknologi mulai mencair,” katanya.
Tak hanya itu, menurut Rudiantara, pasar modal Indonesia telah melampaui kapitalisasi pasar modal Singapura dengan nilai sekitar USD 750 miliar.
“Hal ini menjadikan Indonesia benar-benar menjadi ekonomi terbesar ASEAN,” lanjut mantan Menteri Komunikasi dan Informatika itu.
Tak hanya itu, menurut Rudiantara, pemerintah juga telah mengeluarkan regulasi yang mendukung pengembangan ekonomi digital Indonesia. Selain itu, ada pengembangan dan penguatan di sektor keuangan.
Selain itu, ekosistem startup kini semakin sehat. Katanya, ekosistem startup ini tidak lagi sekadar membakar uang, tetapi sudah mulai berorientasi pada arus kas positif.
“Waktu tech winter, ada Covid. Uang murah nggak ada, uang gratis juga nggak ada. Dulu masih ada cashback, gratis ongkir (promo), sekarang nggak ada lagi, sekarang lebih ke cari untung,” lanjutnya.
Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi juga mengatakan, penurunan suku bunga berpotensi meningkatkan investasi.
“Di Amerika, katakanlah bunganya 5 persen, bagaimana orang mau berinvestasi? Taruh saja uangnya di bank. Begitu bunganya menjadi 2,5 atau 3 persen. Nah, itu tantangannya,” katanya.
Dengan kondisi seperti ini, artinya uang mulai dibelanjakan untuk bisnis, termasuk melakukan investasi di sektor yang sedang berkembang.