Site icon studiopena

Pameran REGENERASI, Menggali Upaya Menyembuhkan Bumi Melalui Produksi Fesyen Lokal

Pameran REGENERASI, Menggali Upaya Menyembuhkan Bumi Melalui Produksi Fesyen Lokal


studiopena.com, Jakarta – Berniat mengajak masyarakat mengenal dan mengembangkan keterkaitan dengan asal muasal pakaiannya, SukkhaCitta mempersembahkan pameran “REGENERASI”. Dalam showroomnya, brand fesyen berkonsep farm-to-closet ini menyoroti bagaimana metode penanaman bahan pakaian mereka berperan dalam menyembuhkan Bumi.

Secara khusus beliau menjelaskan tentang keberlanjutan lahan. Pendiri SukkhaCitta, Denica Riadini-Flesch, mengatakan bekerja sama dengan petani lokal adalah cara mereka memastikan sumber produksi yang bertanggung jawab.

“Kami banyak memberikan pelatihan kepada para petani agar mereka dapat melakukan penanaman kembali tanaman, mulai dari kapas hingga (tanaman yang menghasilkan) pewarna alami, dengan cara yang tidak hanya tidak merusak bumi, tetapi benar-benar memulihkan kesehatan tanah,” ujarnya di sebuah acara. konferensi pers di Jakarta. Jakarta Pusat, Jumat 22 November 2024.

Ditambahkannya, “Di desa tempat kami bekerja, para ibu-ibu teringat dengan cara neneknya bercocok tanam. Dulu, mereka menanam tidak hanya satu jenis tanaman, tapi banyak, jadi seperti hutan. Kami mengenalnya dengan metode tumpang sari. ”

Selain itu, SukkhaCitta memperlihatkan bagaimana pakaian mereka yang diklaim seluruhnya terbuat dari bahan alami, bisa terurai kembali ke dalam tanah. Pameran ini juga mengajak pengunjung untuk berkontribusi pada program MAMA TANAH.

Hal ini digambarkan sebagai inisiatif yang telah dijalankan oleh SukkhaCitta House Foundation selama empat tahun untuk memberdayakan perempuan dengan menggabungkan teknik pertanian tradisional dengan teknologi modern untuk memulihkan kesehatan tanah.

MAMA TANAH tidak hanya bertujuan untuk mengatasi perubahan iklim dan kesenjangan gender, namun juga memberikan penghidupan berkelanjutan bagi perempuan di Indonesia Timur agar mereka dapat terus mempertahankan tradisi leluhur mereka. “Hal ini sudah kami lakukan di lima wilayah di Indonesia, dan yang terbaru di Flores,” kata Denica.

Exit mobile version