Jakarta (studiopena.com) – Apakah Anda pernah bertemu seseorang yang mudah marah, bahkan untuk hal -hal kecil yang sebenarnya dapat diatasi dengan tenang?
Bisa jadi, orang tersebut mengalami masalah kemarahan atau masalah dalam mengendalikan kemarahan.
Masalah ini tidak hanya muncul, tetapi dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari pengalaman buruk di masa lalu, stres yang berkepanjangan, hingga kondisi kesehatan mental yang belum ditangani. Penting bagi kita untuk memahami penyebabnya, sehingga kita bisa lebih bijaksana dalam menangani orang lain dan diri kita sendiri.
Apa itu masalah kemarahan?
Pada dasarnya, kemarahan adalah respons alami terhadap manusia. Kemarahan sebenarnya dibutuhkan untuk bertahan hidup. Namun, masalah kemarahan terjadi ketika seseorang mengalami kesulitan mengendalikan kemarahannya, untuk membuatnya mengatakan atau melakukan sesuatu yang disesali.
Sebuah studi 2010 menemukan bahwa kemarahan yang tidak terkendali dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental, dan bahkan dapat berkembang menjadi kekerasan verbal dan fisik yang melukai diri sendiri dan orang -orang di sekitar.
Menyebabkan masalah kemarahan
Depresi
Tidak hanya membuatnya sedih, depresi juga dapat muncul dalam bentuk kemarahan. Gejala dapat dengan mudah tersinggung, kehilangan energi, keputusasaan, sampai pikiran tampak melukai diri sendiri.
Obsessive-Compulsive Disorder (OCD)
Orang dengan OCD sering merasa frustrasi karena mereka tidak dapat mengendalikan pikiran obsesif dan perilaku kompulsif. Ini dapat memicu kemarahan, terutama jika ada seseorang yang mengganggu rutinitasnya.
Penyalahgunaan alkohol
Minum alkohol dalam jumlah yang berlebihan dapat mengurangi kemampuan untuk berpikir dengan jelas, mengganggu pengontrol diri sendiri, dan memicu ledakan kemarahan. Studi ini menunjukkan bahwa sekitar setengah dari kasus kekerasan di dunia dipicu oleh alkohol.
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
ADHD ditandai dengan gejala fokus kesulitan, impulsif, dan hiperaktif. Orang dengan ADHD, baik anak -anak maupun orang dewasa, juga sering mengalami ledakan marah karena sulit untuk mengendalikan emosi.
Gangguan Defiant Oposisi (ganjil)
ODD adalah gangguan perilaku yang biasanya dialami oleh anak -anak, ditandai dengan sikap mudah tersinggung, berpendapat, dan sering berdebat. Mereka juga cenderung mudah terganggu dengan orang lain.
Kesedihan (kesedihan yang dalam)
Marah adalah salah satu tahapan dalam proses berduka. Kesedihan dapat muncul karena kehilangan orang yang dicintai, perceraian, putus, atau kehilangan pekerjaan. Kemarahan dapat ditujukan kepada orang -orang yang telah pergi, orang lain yang terlibat, atau bahkan benda mati. Selain marah, gejala kesedihan lainnya meliputi:
Terkejut dengan rasa bersalah karena kesedihan yang mendalam dari rasa takut yang kesepianKarakteristik orang dengan masalah kemarahan:
Marah berlebihan. Sering bertengkar atau berdebat. Sulit mengendalikan emosi. Seringkali menjaga kemarahan atau pemikiran negatif. Melampiaskan kemarahan dengan merusak hal -hal atau menyakiti orang. Menghindari situasi karena takut kehilangan kendali.Jenis Masalah Kemarahan
Kemarahan dapat muncul dalam berbagai bentuk, tidak selalu dengan cara yang sama. Secara umum, ada tiga jenis kemarahan:
1. Outward (Buka)
Marah yang diungkapkan secara langsung, seperti berteriak, mengatakan dengan kasar, melemparkan barang -barang, atau melakukan kekerasan.
2. Dalam (ke dalam diri Anda)
Marah yang ditujukan pada diri sendiri, seperti menyalahkan diri sendiri, mengatakan buruk tentang diri Anda, atau melukai diri sendiri.
3. Pasif (Pasif)
Kemarahan yang diekspresikan secara tidak langsung, seperti memberikan perlakuan diam -diam, keheningan tetapi merajuk, menjadi sinis, atau mengatakan menyindir.
Baca juga: Balita sering kali marah? Inilah cara membantu mereka mengelola emosi
Baca juga: sering dibahas di media sosial, apa itu “psikologi terbalik:?
Baca juga: tahu 4 jenis temperamen, yang mana Anda?
Reporter: Allisa Luthfia
Editor: Alviansyah pasaribu
Hak Cipta © studiopena.com 2025