Site icon studiopena

Prioritas mempelajari pasien dalam melakukan puasa puasa

Keutamaan belajar sabar dalam menjalankan ibadah puasa

Jakarta (studiopena.com) – Kesabaran adalah kunci utama dalam melakukan puasa. Bukan hanya menahan kelaparan dan kehausan, puasa juga mengajarkan kita untuk mengendalikan diri kita dari berbagai godaan, baik fisik maupun emosional.

Rasulullah (semoga damai) bahkan menganggap puasa sebagai setengah dari kesabaran, menekankan seberapa dekat hubungan studiopena.com keduanya. Rasulullah (semoga damai di atasnya) berkata:

“Puasa adalah setengah dari Sujar.” (Jam di Turmudzi)

Hadis ini menunjukkan bahwa puasa dan kesabaran memiliki hubungan yang erat. Berlari puasa membutuhkan kesabaran, dan kesabaran yang kuat juga akan membantu seseorang dalam puasa dengan baik.

Puasa sebagai bentuk pelatihan kesabaran

Ramadhan adalah waktu terbaik untuk berlatih kesabaran. Menurut Imam Maiduddin, pasien berarti menahan diri dari ketidaksabaran dan ketidakpuasan, menjaga oral dari mengeluh, dan menahan semua anggota badan dari hal -hal buruk. Puasa adalah salah satu bentuk kesabaran nyata karena ketika puasa kita menahan rasa lapar, haus, dan nafsu demi melaksanakan perintah Allah.

Imam ibn Rajab al-Hambali membagi kesabaran menjadi tiga jenis:

Kesabaran dalam kepatuhan pada kesabaran Tuhan dalam menghindari hal -hal yang dilarang dalam cobaan dan cobaan hidupMenariknya, dalam puasa, ketiga jenis kesabaran ini hadir pada saat yang sama. Kami sabar dalam melaksanakan perintah -perintah Allah, bersabar dalam menahan diri untuk tidak dilarang, dan bersabar dalam menghadapi kelaparan, kehausan dan kelelahan.

Mengapa kesabaran penting dalam puasa?

Allah berkata dalam Al -Quran:

“O, kamu yang percaya, wajib bagimu untuk berpuasa karena wajib orang -orang sebelum kamu takut.” (Qs. Al-Baqarah: 183)

Ayat ini menegaskan bahwa puasa adalah bentuk ibadah yang harus dilakukan dengan sabar. Namun, dalam praktiknya ada banyak tantangan yang harus dihadapi, baik dari dalam maupun dari lingkungan sekitarnya.

Dari dalam, seseorang harus menahan godaan makan yang tidak teratur, kebiasaan mengatakan kotor, atau melakukan hal -hal yang dapat mengurangi hadiah puasa. Sementara itu, dari lingkungan sekitarnya, ada banyak faktor yang dapat menguji kesabaran, seperti melihat orang lain makan, bekerja dalam kondisi lelah, atau menghadapi berbagai situasi yang memancing emosi.

Utusan Allah (semoga damai di atasnya) juga mengingatkan:

“Berapa banyak orang puasa yang tidak mendapatkan apa -apa selain kelaparan dan haus.” (Jam Ahmad)

Ini terjadi karena mereka hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi jangan menahan diri dari kata -kata kebohongan, fitnah, dan tindakan tercela lainnya.

Kesabaran tidak hanya membantu seseorang untuk menahan godaan selama puasa, tetapi juga meningkatkan kualitas ibadah. Dengan kesabaran, seseorang akan lebih tulus dalam puasa, dapat mengendalikan emosinya, dan lebih fokus pada meningkatkan ketakutannya kepada Tuhan. Seperti yang dikatakan utusan Allah (semoga damai) mengatakan:

“Siapa pun yang tidak meninggalkan Firman berbohong dan selalu mempraktikkannya, maka Allah Ta’ala tidak membutuhkannya dengan cepat.” (Jam al-Bukhari)

Artinya, puasa dilakukan tanpa mempertahankan kata -kata dan tindakan akan kehilangan esensinya. Karena itu, kesabaran adalah benteng kualitas ibadat seseorang. Tanpa kesabaran, puasa hanya akan hanya menahan kelaparan dan haus.

Baca juga: Berikut tips untuk Sahur yang sehat agar tidak mudah lapar selama puasa

Baca juga: Sinta Nuriyah Iftar dengan Komunitas Tiongkok di Jember

Baca Juga: 7 Kebiasaan Buruk Selama Puasa yang Harus Dihindari

.

Reporter: Allisa Luthfia
Editor: Alviansyah pasaribu
Hak Cipta © studiopena.com 2025

Exit mobile version