Site icon studiopena

Psikologi Lansia: Inilah alasan mengapa orang tua menyerupai seorang anak

Psikologi lanjut usia: Ini alasan mengapa lansia mirip anak kecil

Jakarta (studiopena.com) – Seiring bertambahnya usia, manusia tidak hanya mengalami perubahan fisik, tetapi juga psikologis. Pada orang tua, beberapa orang sering menunjukkan perilaku yang mirip dengan anak -anak, mulai dari sifat emosional, mudah dilupakan, hingga ketergantungan pada orang lain.

Fenomena ini terkait erat dengan penurunan fungsi kognitif dan kondisi kesehatan yang menyertai proses penuaan. Faktor psikologis dan kondisi kesehatan juga mempengaruhi proses.

Tidak jarang, ini memiliki dampak yang signifikan pada kemampuan melakukan aktivitas fisik untuk menyebabkan perilaku yang mirip dengan anak -anak. Jadi, apa alasan psikologis yang membuat orang tua sering berperilaku seperti anak -anak? Ulasan berikut telah dirangkum dari berbagai sumber.

Baca Juga: Kementerian Kesehatan: Peningkatan Nutrisi Harus Dimulai Dari Kehamilan hingga Lansia

Alasan untuk perubahan psikologi lansia seperti anak -anak

1. Perasaan kesepian

Banyak orang tua sering merasa kesepian karena aktivitas mereka semakin terbatas. Bahkan untuk hal -hal sederhana seperti makan, minum, mandi, atau hanya meninggalkan rumah, sering harus bergantung pada orang lain.

Kondisi ini dapat menyebabkan frustrasi karena kebebasan yang pernah dimiliki sekarang berkurang. Situasi memicu perubahan perilaku, terutama ketika kebosanan mengenai.

Tidak jarang, orang tua kehilangan suasana yang ramai atau kegiatan baru untuk menghibur diri, misalnya hanya makan dengan keluarga di luar rumah. Pada saat -saat seperti ini, sikap dramatis sering ditampilkan sebagai cara untuk menarik perhatian.

2. Butuh lebih banyak perhatian

Seiring bertambahnya usia, beberapa orang tua berperilaku seperti anak -anak dengan mencari cara untuk mendapatkan perhatian keluarga. Beberapa berpura -pura sakit atau menunjukkan ketidakberdayaan sehingga orang -orang di sekitarnya memberi lebih banyak perhatian. Tindakan ini biasanya dimotivasi oleh keinginan untuk merasa bahwa ia memiliki peran penting dalam keluarga.

Baca Juga: Jadwal & Cara Memeriksa Status Penerima Bantuan Sosial KLJ September 2025

3. Emosi yang mudah meningkat

Stabilitas emosional sangat penting untuk orang tua. Ketika emosi mereka tidak dikendalikan, mereka berharap untuk mendapatkan pembelaan serta kasih sayang penuh dari keluarga.

Mirip dengan anak -anak, kenyamanan emosional untuk orang tua dapat diperoleh melalui perhatian khusus, kata -kata yang menenangkan, dan sentuhan cinta penuh, seperti pelukan.

4. Merasa kehilangan peran

Banyak orang tua merasa bahwa mereka tidak lagi dapat diandalkan, berbeda dari masa muda mereka ketika mereka memainkan peran besar sebagai orang tua atau tokoh utama dalam keluarga. Hilangnya peran ini sering memengaruhi kondisi psikologis, membuat mereka merasa tidak berdaya.

Akibatnya, sikap tertentu muncul untuk menunjukkan bahwa keberadaan mereka masih penting. Tidak jarang ini diekspresikan dengan perilaku yang tampaknya manja, banyak tuntutan, meminta hal -hal di luar kebiasaan, atau mencari kegiatan yang membuat mereka merasa berguna.

Perilaku ini alami selama proses penuaan, tetapi penting bagi keluarga untuk memahami kondisi ini untuk memberikan dukungan emosional, perhatian, dan ruang bagi orang tua untuk terus merasa dihargai dan memiliki peran yang bermakna dalam kehidupan sehari -hari.

Baca juga: Jumlah warga Jepang yang tua 100 tahun tembus pandang 99.763

Reporter: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Hak Cipta © studiopena.com 2025

Dilarang secara ketat untuk mengambil konten, melakukan merangkak atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari kantor berita studiopena.com.

Exit mobile version