Jakarta (studiopena.com) – Seni bela diri di Indonesia memiliki banyak penggemar, dengan berbagai jenis yang berguna untuk melindungi diri dari ancaman kejahatan. Mulai dari Taekwondo, Karate, Pencak Silat, Muay Thai, tinju, dan berbagai jenis seni bela diri lainnya, semuanya menawarkan manfaat dalam hal pembentukan disiplin dan kemandirian.
Latihan seni bela diri melibatkan penggunaan seluruh tubuh, yang mengharuskan peserta untuk melakukan kontak fisik penuh (kontak seluruh tubuh) dan banyak bergerak. Namun, jika latihan tidak dilakukan dengan benar dan tanpa perlindungan yang tepat, risiko cedera dapat meningkat.
Oleh karena itu, penting untuk memahami risiko yang perlu diwaspadai sehingga latihan seni bela diri dilakukan dengan hati -hati dan sesuai dengan instruksi pelatih. Berikut adalah beberapa bahaya potensial yang harus dipertimbangkan saat mempraktikkan seni bela diri.
Berisiko diwaspadai
1. Cedera otot
Cedera otot adalah risiko yang sering terjadi selama latihan seni bela diri, biasanya karena gerakan yang dilakukan berulang kali, pukulan, atau jatuh. Cedera otot dapat menyebabkan masalah yang lebih serius pada ligamen, terutama di pergelangan kaki dan lutut.
Cedera otot umum termasuk strain (otot yang tertarik), terkilir (ligamen terkilir), dan keseleo (ligamen robek). Pukulan keras pada tulang juga dapat menyebabkan patah tulang.
2. Cedera kepala
Risiko cedera pada kepala sering terjadi dalam latihan tinju atau tinju, karena pukulan biasanya diarahkan ke kepala atau tubuh yang bentrok oleh lawan.