Telur yang tidak matang dengan sempurna juga memiliki potensi untuk membawa bakteri lain seperti E. coli, listeria, dan Staphylococcus aureus, yang dapat memperburuk risiko keracunan makanan.
3. Gangguan Pencernaan & Malabsorpsi
Telur setengah matang lebih sulit dicerna, sehingga dapat menyebabkan kembung, mual, diare. Selain itu, telur putih yang hanya dimasak sebagian mengandung avidin, protein yang dapat menghambat penyerapan biotin (vitamin B7), mengurangi kualitas gizi.
4. Potensi alergi
Protein seperti ovalbumin dan ovalucoid dalam putih telur mentah atau setengah dimasak tidak sepenuhnya didenaturasi, sehingga dapat memicu reaksi alergi mulai dari gatal hingga kasus anafilaksis yang mengancam jiwa.
5. Kolesterol & Risiko Jantung
Kuning telur kaya akan kolesterol. Ketika dikonsumsi setengah dimasak secara teratur, terutama ketika ditambahkan dalam menu makanan goreng, dapat meningkatkan kadar LDL dan memicu risiko penyakit jantung.
Pencegahan dan Tips Aman
Untuk mengurangi risiko masih ingin menikmati telur yang dimasak setengah:
• Gunakan telur yang dipasteurisasi, karena proses ini mampu membunuh bakteri Salmonella tanpa mengubah kemasan kuning.