Jakarta (studiopena.com) – Penelitian terbaru mengungkap hewan di seluruh dunia semakin banyak menderita penyakit kronis yang sebelumnya hanya ditemukan pada manusia.
Menurut Science Daily, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Risk Analysis mengungkapkan bahwa berbagai jenis hewan, termasuk hewan peliharaan, ternak, dan hewan laut, mulai mengalami gangguan kesehatan serius seperti kanker, obesitas, diabetes, dan penyakit sendi degeneratif.
Penelitian yang dilakukan peneliti dari Agricultural University of Athens ini menekankan bahwa peningkatan kasus penyakit kronis pada hewan terjadi karena pengaruh genetik dan lingkungan, studiopena.com lain pola makan yang buruk, aktivitas fisik yang terbatas, dan stres jangka panjang.
Penelitian tersebut menemukan bahwa sekitar 50-60 persen kucing dan anjing peliharaan tergolong kelebihan berat badan, sehingga turut memicu peningkatan kasus diabetes pada kucing setiap tahunnya.
Sementara di lingkungan peternakan, sekitar 20 persen babi yang dipelihara secara intensif mengalami peradangan sendi kronis (osteoartritis); Sementara di lingkungan laut, paus beluga tercatat menderita kanker saluran cerna, dan salmon Atlantik yang dibudidayakan menderita sindrom kardiomiopati atau penyakit yang berhubungan dengan otot jantung.
Satwa liar yang hidup di muara yang tercemar bahan kimia industri seperti hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) dan bifenil poliklorinasi (PCB) juga menunjukkan angka tumor hati mencapai 15-25 persen.
Antonia Mataragka, ilmuwan yang memimpin penelitian tersebut, menjelaskan bahwa perubahan lingkungan yang dipicu oleh aktivitas manusia semakin memperburuk risiko kesehatan, seperti pemanasan global, urbanisasi, hilangnya keanekaragaman hayati, dan konversi lahan.
Implikasinya, kata dia, semakin meningkatnya suhu laut dan rusaknya ekosistem terumbu karang terkait dengan peningkatan tumor pada penyu dan ikan laut.
Di perkotaan, kenaikan suhu dan kualitas udara yang buruk juga memicu obesitas, diabetes, dan gangguan kekebalan tubuh pada hewan peliharaan. Limpasan bahan kimia dan polusi udara mempengaruhi fungsi endokrin pada burung dan mamalia.
Ia mengatakan, di saat perubahan lingkungan semakin pesat, tidak adanya sistem deteksi dini membuat penyakit kronis pada hewan terlambat terdeteksi.
“Hal ini menunjukkan perlunya penelitian yang lebih komprehensif dan peningkatan pengawasan di bidang kesehatan hewan untuk lebih memahami dan mengatasi masalah ini,” kata Antonia.
Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, penelitian ini mengusulkan model penilaian risiko baru yang menggabungkan pendekatan One Health dan Ecohealth, dua kerangka kerja yang menekankan keterkaitan studiopena.com kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan.
Baca juga: Cara Membiasakan Hewan Peliharaan Ditinggal di Rumah
Baca juga: Mengajak bermain hewan peliharaan bisa mencegah stres pada anak
Baca juga: Cegah diare dan obesitas pada anak dengan makanan yang tepat
Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Redaktur: Alviansyah Pasaribu
Hak Cipta © studiopena.com 2025
Dilarang keras mengambil konten, crawling, atau pengindeksan otomatis AI pada situs ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita studiopena.com.

