Dalam hal distribusi penjualan, MAD percaya bahwa ada perubahan strategi yang signifikan. Meskipun e-commerce masih mendominasi, keberadaan toko offline diprediksi menjadi pusat pengalaman merek yang memprioritaskan koneksi emosional, membangun kepercayaan, dan menceritakan kisah merek pada tahun 2025.
Melalui berbagai format toko, strategi ini akan menghadirkan pengalaman interaktif, demonstrasi produk, dan ruang untuk membangun hubungan yang lebih dekat dengan pelanggan. “Selain itu, kita akan melihat tren toko -toko offline yang digunakan sebagai tempat komunitas dan gaya hidup, di mana pelanggan berkumpul dan berinteraksi, meningkatkan kesetiaan dan menjadikannya bagian dari gaya hidup mereka,” katanya.
Fenomena showrooming juga akan tumbuh, dengan toko -toko offline sebagai galeri produk yang unggul atau peluncuran baru, sementara pembelian dilakukan secara online. Kehadiran toko fisik bisa permanen atau sementara disebut toko pop-up. Fungsi keduanya jelas berbeda.
Merek dapat menggunakan toko pop-up untuk menguji pasar dan berinteraksi langsung dengan pelanggan. Dengan format ini, merek dapat memberikan fleksibilitas kehadiran offline mereka sambil mempertahankan interaksi dengan pelanggan.