“Sekarang, saya mencoba merekam (sejarah) melalui batik, kemudian diikuti oleh kata -kata. Dalam hal ini, saya harus tahu standar, sehingga desain dapat dikembangkan dengan benar, karena kita harus bertanggung jawab untuk bekerja,” katanya.
Menghubungkan upayanya, kata era itu, apresiasi dari UNESCO tidak boleh ditanggung, tetapi itu adalah tanggung jawab dan pendorong baginya dan tim untuk menyelesaikan platform Kepulauan Kebijaksanaan, yang akan menjadi budaya kronis Indonesia.
“Kebijaksanaan Nusantara adalah pekerjaan rumah kami. Itu adalah bantuan bagi perusahaan atau pemerintah atau daerah untuk dapat mengeksplorasi potensi budaya dan diplomasi budayanya sehingga dapat relevan, dapat diterima oleh semua generasi dengan baik,” katanya.