Jakarta (studiopena.com) – Seringkali, keinginan untuk menyenangkan orang lain membuat seseorang melupakan dirinya sendiri.
Niat awal mungkin hanya ingin membantu, menjaga hubungan yang baik, atau menghindari konflik. Tetapi jika Anda terus ditinggalkan, kebiasaan ini dapat membuat lelah secara emosional.
Setiap kali ada undangan atau permintaan tambahan, rasanya sulit untuk ditolak. Bahkan, hati sebenarnya tidak siap atau ingin menolak. Namun, rasa bersalah dan ketakutan dianggap tidak peduli sering membuat seseorang maaf, meskipun mereka harus mengorbankan kesadaran diri.
Jika kondisi ini terasa akrab bagi Anda, tenang saja banyak orang yang mengalaminya. Kabar baiknya, kebiasaan ini bisa diubah. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dicoba secara perlahan berhenti menjadi orang yang menyenangkan, tanpa merasa bersalah atau membuat hubungan lemah.
1. Buatlah batas yang sehat
Penting untuk mengetahui batasan Anda. Pikirkan tentang hal -hal yang dapat dan tidak dapat dilakukan, kemudian menyampaikan dengan jelas kepada orang lain. Misalnya, jika Anda sibuk, Anda tidak perlu memaksakan diri untuk membantu. Katakan saja dengan sopan, “Maaf, saya tidak bisa membantu sekarang”.
2. Mulai dari hal -hal kecil
Tidak perlu berubah sepenuhnya. Mulailah dari hal -hal sederhana, seperti menolak permintaan kecil, mengungkapkan pendapat, atau meminta bantuan saat dibutuhkan. Semakin sering melatih diri Anda, secara bertahap terbiasa dan lebih percaya diri untuk mengatakan “tidak” ketika itu tidak bisa.
3. Ketahui Prioritas
Luangkan waktu untuk memikirkan apa yang penting dan mana yang bisa ditunda. Funning untuk orang lain itu baik, tetapi itu tidak berarti harus mengorbankan hal -hal yang merupakan prioritas pribadi. Menolak undangan tidak berarti egois melainkan bentuk penghormatan terhadap diri dan energi.
4. Latih diri Anda dengan pikiran positif
Jika Anda mulai merasa bersalah saat Anda ingin menolak, cobalah untuk menenangkan diri dengan kalimat positif. Ingatkan diri Anda bahwa istirahat bukanlah kesalahan, dan tidak harus selalu ada untuk semua orang kapan saja. Kami juga membutuhkan ruang untuk diri kami sendiri.
5. Jangan segera menjawab
Jika ada yang meminta bantuan atau undangan, Anda tidak perlu segera menjawab. Katakan, “Bolehkah saya memikirkannya dulu?” Atau “Saya akan memeriksa jadwalnya terlebih dahulu, ya.” Memberikan momen dapat membantu menilai situasi dengan lebih jelas dan mencegah keputusan terburu -buru.
6. Perhatikan pola hubungan
Lihatlah, apakah ada orang yang hanya datang ketika mereka membutuhkan bantuan tetapi jarang memberikan dukungan kembali? Jika demikian, mungkin sudah waktunya untuk menjadi lebih tegas. Kami memiliki hak untuk melindungi diri kami sendiri dan tidak selalu harus tersedia untuk semua orang.
7. Tolak tanpa perlu banyak alasan
Ketika Anda ingin menolak, cukup sampaikan dengan sopan tanpa perlu alasan yang panjang. Misalnya, “Terima kasih telah mengundang, tetapi saya belum bisa berpartisipasi”. Semakin banyak penjelasan, kadang -kadang membuka ruang untuk didesak lagi.
Baca Juga: Kegiatan Menyenangkan Yang Membantu Berkualitas Tidur Menurut Psikolog
Baca Juga: Psikolog Bagikan Tips untuk Mental Siap Bekerja Setelah Liburan
Baca Juga: Psikolog Bagikan cara beradaptasi dengan nyaman dari liburan ke rutin
Reporter: Allisa Luthfia
Editor: Alviansyah pasaribu
Hak Cipta © studiopena.com 2025