Kambing Satay diperkenalkan ke kepulauan pada abad ke -19 oleh pedagang Muslim Tamil dan Gujarat, yang membawa tradisi memasak daging panggang seperti kebab. Teknik ini kemudian diadaptasi menjadi sate lokal yang sekarang sangat populer di Indonesia. Kehadiran mereka membawa pengaruh besar pada harta kuliner kepulauan, terutama dalam memproses daging.
Menurut Anthony Reid dalam buku “Asia Tenggara dalam Periode Perdagangan 1450-1680, kombinasi teknik ini dengan perilaku kuliner lokal menghasilkan bentuk baru yang merupakan pelopor untuk sate di Java. Adaptasi ini menunjukkan kreativitas orang-orang Indonesia dalam memproses masakan asing menjadi cawan yang khas. Sate yang dikembangkan juga dikembangkan menjadi unik. Sate yang dikembangkan.